Mengenal Sistem Budidaya Ikan Lele Bioflok

Sistem Bioflok sebenarnya dikembangkan untuk meningkatkan pengendalian lingkungan supaya lebih produksi pada tempat-tempat yang memang memiliki permasalahan untuk mendapatkan air dan keterbatasan lahan, sehingga penerapannya akan lebih efektif. Dengan penerapan sistem bioflok ini terlihat adanya insentif ekonomi yang kuat untuk aquabisnis dengan input produksi terutama yang paling mahal (pakan) dan paling membatasi (air dan tanah).

Sistem bioflok juga dikembangkan untuk mencegah penyakit yang masuk kedalam kolam atau peternakan baik yang dibawa bibit ikan maupun air yang masuk. Pada dasarnya pemeliharaan ikan memerlukan sistem yang mampu mengolah limbah organik sisa pakan agar tidak menjadi racun bagi ikan yang dipelihara, dan bioflok merupakan salah satu sistem yang dirancang untuk mengolah limbah organik didalam kolam dengan memanfaatkan bakteri heterotrofik.

Mengenal Cara Budidaya lele sistem bioflok ini menjadi salah satu solusi bagi masyarakat yang ingin membudidayakan lele namun terkendala pada keterbatasan lahan dan air, karena budidaya dengan sistem bioflok bisa diterapkan dengan menggunakan tong-tong maupun kolam-kolam terpal, karena disini kita bukan berbicara mengenai media yang digunakan melainkan berbicara mengenai sistem yang diterapkan. Berikut ini akan saya uraikan mengenai cara budidaya lele sistem bioflok.

Langkah pertama adalah sahabat harus mengetahui dan paham terlebih dahulu apa itu BIOFLOK, karena ini akan menjadi dasar pertimbangan sahabat sebelum memulai budidaya sistem bioflok tersebut.

Kata BIOFLOK ini berasal dari dua suku kata yang dipenggal, yakni “BIO” yang berarti Hidup, sedangkan “FLOK” berarti berarti Gumpalan. Sehingga jika dijabarkan, Bioflok dapat diartikan sebagai bahan organik hidup yang menyatu membentuk gumpalan-gumpalan.

Gumpalan-gumpalan organik tersebut terbentuk karena adanya berbagai macam mikroorganisme air seperti bakteri, algae, fungi, protozoa, metazoa, rotifera, nematoda, gastrotricha dan organisme lain yang tersuspensi dengan detritus. Gumpalan organik hidup yang tersusun dari berbagai mikroorganisme ini, nantinya akan melayang-layang didalam air yang akan bermanfaat sebagai makanan tambahan bagi ikan lele.

Langkah kedua mempersiapkan media sistem bioflok, media yang digunakan berupa kolam terpal yang berbentuk bundar dengan kearangka besi yang mengelilinginya.

Cara membuat kolam bioflok ini tidak begitu rumit, hanya saja membutuhkan ketelitian dan semangat dalam mengerjakannya. Bioflok sebenarnya bisa diaplikasikan pada kolam persegi maupun bulat, tetapi pada kolam persegi penerapannya kurang begitu efektif jika dibandingkan dengan kolam bulat. Kolam persegi tidak memiliki kemampuan untuk mengaduk flok secara merata, sedangkan pada kolam bulat flok akan secara maksimal. Mengapa demikian? Karena ikan lele akan terus berputar mengikuti putaran air dari dorongan aerase, sehingga flok akan terus melayang-layang diair, sedangkan pada kolam persegi, flok akan mengendap pada disudut-sudut kolam yang tidak teraduk oleh aerase. Jika hal ini terjadi, maka akan menumbuh kembangkan bakteri jahat yang akan berdampak negatif pada ikan lele.

Pembuatan kolam bioflok ini tidak berlaku bagi sahabat-sahabat yang memiliki modal lebih, karena media kolam bulat yang terbuat dari Fiber banyak dijumpai ditoko-toko perikanan yang besar dengan berbagai ukuran, sahabat hanya tinggal memesan dan tunggu beres, sahabat langsung bisa mengisi air tanpa memikirkan cara membuat dan memasang.

Langkah ketiga mempersiapkan alat dan bahan yang khusus dan umum yang digunakan dalam budidaya ikan lele pada umumnya. Bahan dan alat yang perlu sahabat persiapkan diantaranya:

1. Probiotik

2. Molase

3. Aerator

4. Pompa Air

5. Bak Sortir

6. Bibit Ikan Lele